Rabu, 31 Agustus 2011

Catatan tentang Metode Penelitian 4


TELAAH KRITIS TENTANG MODEL PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Oleh Andi Agustang 

I.     Pendahuluan
Setiap pendekatan dalam penelitian merupakan metode untuk memahami sesuatu, yang dalam ilmu sosial dan humaniora adalah untuk memahami gejala-gejala sosial, gejala kehidupan kita sendiri ataupun orang lain. Pendekatan itu juga adalah upaya untuk mencari, menemukan atau memberi dukungan akan kebenaran yang relatif, yang sebagai suatu model biasanya dikenal sebagai paradigma. Penelitian melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif memberikan dua macam paradigma .
Pendekatan kualitatif menekankan akan pentingnya pemahaman tingkah laku menurut pola berpikir dan bertindak, karena itu paradigma karena penelitiannya sarat oleh muatan alamiah atau naturalistik. Pendekatan kuantitatif dilatarbelakangi oleh pandangan positivisme yang menekankan akan pentingnya mencari fakta dan penyebab dari gejala-gejala sosial dengan kurang memperhatikan tingkah laku subyektif individu. Positivisme ialah pandangan filosofis yang dicirikan oleh suatu evaluasi yang positif dari ilmu dan metoda ilmiah sehingga mempersiapkan suatu rasionalitas baru untuk melaksanakan atau aplikasi ilmu.
Ilmu dan penelitian ini sangat erat sekali kaitannya, keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena ilmu mempunyai pendekatan yang disebut pendekatan ilmiah. Sedangkan penelitian itu tidak hanya melakukan deskripsi tentang sesuatu, menerangkan, tentang kondisi dasar berbagai peristiwa, menyusun teori dengan cara menyusun kaidah hubungan antar peristiwa atau membuat prediksi-estimasi-proyeksi tentang gejala yang muncul, tetapi juga melakukan tindakan guna mengendalikan peristiwa tersebut.
Jadi salah satu ciri penting dari ilmu pengetahuan ialah adanya pendekatan ilmiah sedangkan pendekatan ilmiah akan diperoleh dengan atau melalui penelitian yang di bangun di atas teori-teori tertentu. Secara eksplisit pernyataan itu mengemukakan bahwa suatu penelitian harus terlebih dahulu memiliki teori, jika tidak ada maka penelitian yang dilakukan tanpa teori dianggap bukanlah sebagai penelitian ilmiah. Memang benar bahwasannya suatu ilmu atau suatu penelitian biasanya dibangun di atas suatu teori tertentu yang secara tegas mengarahkan dan menentukan penelitian itu, tetapi pada sisi lain teori memberikan pembatasan. Bangunan teori tidak selalu dapat mengakomodasikan seluruh keingitahuan peneliti, malahan cenderung akan makin banyak hal yang tidak di ketahuinya.
Dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, yang pada hakikatnya ingin memahami manusia seutuhnya, manusia sosial yang multidimensional yang perlu diperhatikan dan perlu mendapat tempat dalam kehidupan.
Namun dalam perkembangannya ilmu-ilmu sosial tampak selalu mengalami krisis dan sebagian krisis itu adalah dalam metodologinya, Kritik pada metodologinya yang mendasar berasal dari luar dan dari ilmu itu sendiri
Kritik yang berasal dari luar masyarakat peneliti, seringkali adalah karena seseorang atau institusi berkeinginan untuk dapat menggunakan temuan penelitian dalam mendukung ataupun melegetimasikan minat tertentu yang telah lama menjadi pusat perhatian dan diyakini keterandalannya. Akibat atau engaruh peneliti menunjukkan adanya berbagai akibat dari proses ilmiahnya,yaitu dari akibat yang jarang direncanakan yang cenderung mencampuri upaya situasi peneliti.
Kritik dari dalam lingkungan peneliti dan kelompok ilmu biasanya berasal dari pendebatan mendalam di antara mereka, seperti apa dan bagaimana metoda atau pendekatan penelitian yang dianggap cocok dan tak cocok dengan hakekat masalahnya, terutama berkaitan apakah penelitian itu dapat merealisasikan tujuannya yang berhubungan dengan hakekat realitas sosial. Selain itu juga apakah penelitian itu dapat  dibuat lebih relevan kepada praktek dan pembuatan kebijakan; dan mungkin pula tentang tujuan penelitian yang demikian sederhana, apakah akan menghasilkan derajat pengetahuan tertentu berhubungan dengan politikkeperluan praktis ataukah ilmiah murni?

Pembahasan filsafat penelitian adalah berkaitan dengan bagaimanakah pengaruh positif dan negatif bagi para ilmuan sosial; dari beberapa penelitian sosial tampak ada yang menggunakan prinsip positivis, terutama adopsi pada apa yang berkaitan dengan tuntutan dasar dari ilmu tersebut. Pada saat yang bersamaan juga timbul reaksi terhadap pengaruh positivisme itu pada banyak wilayah ilmu, yang dari waktu ke waktu makin kuat.  

Adapun kritik yang interpretatif dapat menegaskan bahwa metoda ilmu alamiah adalah tak sesuai bagi studi tentang dunia sosial, karena gejala yang diteliti oleh ilmu alamiah, jenisnya itu adalah berbeda dengan gejala yang dipelajari oleh para peneliti sosial

Dalam perbincangan tentang hubungan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif dengan referensi tertentu pada psikologi, tampak bahwa penelitian eksperimental telah berlangsung lama dan masih dilakukan sebagai metoda penelitian. Hal yang dibahas ialah pandangan bahwa penelitian kualitatif itu adalah didasarkan kepada suatu paradigmaepistemologi terhadap penelitian kuantitatif, kemudian menyangkal pendapat tersebut tetapi menolak untuk memperlakukan bahwasannya perbedaan antara keduanya itu hanyalah sebagai hal yang teknikal yang berkaitan dengan metoda manakah yang sangat sesuai bagi masalah yang dikaji. Para peneliti kualitatif menekankan kepada pengungkapan, atau pembentukan teori (generating theory), dan meninjau lebih mendalam pada salah satu pendekatan yang paling berpengaruh bagi teorisasi yang membumi ( grounded theorizing ), karena itu perlu mempertimbangkan kriteria yang seharusnya digunakan untuk menguji penelitian kualitatif dan bagaimana berbeda dari karakteristik tradisi kuantitatif.

Perlu dikemukakan bahwa penilaian seorang ilmuawan bukab hanya terletak pada kemampuan berpikirnya belaka, tetapi seharusnya termasuk ada kedewasaan sikap tindakan. Kedewasaan sikap dan tindakan itu terbentuk melalui berfikir ilmiah dalam proses kehidupan seseorang. Filsafat ilmu penbetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ilmu, artinya filsafat penelitian bertujuan untuk membahas hakekat penelitian dilihat dari apa penelitian penelitian itu (ontologi), bagaimana penelitian itu dilakukan (epistimologi) dan untuk apa penelitian itu dilakukan (aksiologi). Filsafat penelitian merupakan perumusan pandangan ilmuwan yang konsisten dan didasarkan kepada teori-teori ilmiyah, ekposisindan pradisposisi ilmuwan atau suatu disiplin penelitian yang terdiri dari konsep, teori dan metoda untuk elaksanakan penelitian.

Bersambung ke 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.